KUMBANG MADU YANG PENUH RAYU
Kumbang mendekat, dan semakin dekat.. Baunya semakin harum menusuk sukma.. Sang Bunga tersipu malu, dia juga mencintai sang kumbang dalam hati.. Kumbang tak sabar menahan gairah, ingin menusukkan muncung runcingnya.. Dekat, semakin dekat..
Kumbang berhayal akan mendapatkan madu terbaik hari ini.. Ah, pasti sangat nikmat rasanya.. Namun..ternyata waktu tak berpihak padanya..
Kumbang terbang lagi, sedikit menjauh dari Bunga belia, namun tetap mengawasinya.. Karena Kumbang ternyata sudah sangat terpikat.. Kalau memang tak bisa mendapatkan madunya, ku lindungi saja dia.. Tak boleh ada kumbang mendekatinya. Dan semoga dia cepat tumbuh besar lalu aku akan meminta lagi madu darinya.. Tunggu aku ya Bunga belia!!
Kumbang duduk di pohon yang tak jauh dari tempat Sang Bunga belia menanti.. Dipandanginya Sang Bunga dengan penuh cinta yang menusuk-nusuk hati.. Tapi ternyata Sang Kumbang ini perutnya sudah keroncongan minta disuguhi.. Lapar ternyata lebih menusuk hati..
Dia pamit sebentar pada Bunga belia.. Mencari pelarian perutnya yang lapar ini, kalau tidak dia pasti mati.. Bunga belia mengangguk, tapi dia berharap Sang Kumbang berjanji akan kembali lagi.. Kumbang menjawab, “Pasti..!!”
Kumbang pun melihat-lihat bunga lain.. Lama dia mencari.. Begitu banyak bunga di taman ini membuatnya bingung setengah mati. Tapi madu mana yang lezat dan bisa akrab dengan cacing di perutnya yang sudah sangat ganas ini? Ketemu!! Matanya menangkap sekuntum mawar yang kelihatan sedang menyepi.. Lumayan harum baunya.. Kumbang pun mendekati.. Sang Mawar ternyata berduri.. Menatap kumbang dengan mata penuh curiga.. Sang Kumbang tak gentar, karena perutnya sudah sangat lapar. Mawar merah yang galak mengusirnya berkali-kali. Sang kumbang enggan pergi..
Rayuan maut Sang Kumbang pun mulai beraksi.. Puja puji untuk Sang Mawar yang keras hati.. Mawar tak sadar, rontok sudah duri yang dia banggakan.. Kelopaknya yang sedari tadi dikuncupkan kini mekar.. Sang Kumbang hatinya bersorak puas.. Melonjak-lonjak menang..
Sang Mawar pun merelakan madunya dicicipi.. "Slurrp.. Ah.." Sang Kumbang kenyang tak terkira.. Di elus-elusnya perutnya.. Dia berterima kasih pada mawar yang sudah melembut hatinya.. Sang Kumbang membuatkan sebuah puisi sebagai rasa terima kasihnya.. Mawar tersipu malu mendengar rayuan Sang Kumbang jantan. Namun, rayuan Sang Kumbang terhenti di tengah puisi.. Hatinya teringat kembali pada Sang Bunga belia.. Ternyata hatinya tak bisa dibohongi..
Dia masih mengharapkan madu Sang Bunga belia yang istimewa.. Tapi, ditepisnya.. Apa yang bisa kulakukan di sana? Memandanginya dengan perasaan hampa? Nanti saja aku kembali setelah dia mekar. Untuk sementara aku ingin menggoda mawar yang sudah mekar.
Sang Kumbang melanjutkan bait terakhir puisinya.. Lebih syahdu.. Sesyahdu mata Sang Mawar yang mulai gelisah.. Sang Mawar terus tersipu.. Sang Mawar malu. Sang Kumbang merayu, Sang Kumbang melucu. Sang Kumbang berpura-pura terharu.. Tapi matanya kosong melamunkan Sang Bunga belia.. Hatinya terpaut di pohon yang tumbuh dekat Sang Bunga belia yang menanti.. Tanpa sadar,tawa Sang Kumbang mulai hambar.. Sang Mawar akhirnya sadar.. Sang Kumbang tak tulus berkoar.. Ada bunga lain yang mekar di hati Sang Kumbang yang mulai disayanginya ini.. Sang Mawar pun bertanya.. “Siapakah yang ada di hatimu selain aku wahai kumbang yang penuh rayu?” Sang Kumbang terdiam tak menjawab, lalu melanjutkan puisi yang belum tuntas di baca. Sang Mawar memerah matanya.. Mulai muncul air mata di sudut kelopak.. “Ayo jawab, wahai kumbang yang tak kuketahui isi hatinya..” Si kumbang tertunduk dalam.. Sedih mengingat Sang Bunga belia yang sedang sendiri.. “Aku mencintai Bunga belia di ujung sana, tapi percayalah aku hanya ingin melindunginya dari kumbang jantan jahat yang mengelilinginya.” Sang Kumbang menatap mata mawar yang menyipit tanda sakit di hati.
Mawar diam.. Mawar memejam.. Mawar tiba-tiba menguncup.. Kelopak dan tangkainya basah.. Air yang membaluti tubuhnya mendingin.. Mawarpun akhirnya mengundurkan diri dalam rasa yang terperi… Masuk kembali ke perut bumi....
Sang Bunga punya perisai yang tak mampu ditembusnya.. Sang Bunga dilindungi sebuah kata yang tak bisa dimajukan atau dimundurkan.. Umur.. Sang Bunga baru mekar.. Tak mungkin Kumbang mendapatkan madu darinya.. Apa kata dunia? Jika Si kumbang dewasa meminta madu dari bunga belia?? Akhirnya sang Kumbang pergi dengan rasa kecewa.. Sambil berkhayal, akh.. seandainya..